A Numerical Model of the Urban Heat Island

1969 ◽  
Vol 8 (6) ◽  
pp. 908-918 ◽  
Author(s):  
Leonard O. Myrup
Urban Science ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Ivan Oropeza-Perez

In this document, the thermal effect of a heat island upon an urban area and its surrounding low-rise buildings is analyzed with the building thermal simulation program EnergyPlus and its EnergyPlus weather files (EPW). By using a top-down approach, a simplified numerical model is developed, which is used to simulate the urban heat island effect, and that deals with the performance of various cooling methods according to the physical, urban, and climatic characteristics of the urban site. The calculated results of outdoor air temperature considering the heat island effect achieve good agreement with the already-published results. Then, different methods of shading and cooling, varying physical values such as urban thermal transmittance, and urban thermal absorption are applied in order to find the most influencing feature upon the indoor temperature drop into a simulation loop. With this, it is found that a maximum average decrease of indoor temperature of 5.1 °C can be achieved. Furthermore, carrying out a sensitivity analysis, it is found that the albedo of both building surface and urban layout is the most influencing parameter onto the indoor thermal comfort. With this, it is expected to have a reliable model that helps to understand the urban heat island effect in a simple and cheap manner and in terms of the indoor thermal comfort of its surrounding buildings.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Dewi Miska Indrawati ◽  
Suharyadi Suharyadi ◽  
Prima Widayani

Kota Mataram adalahpusat dan ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Barat yang tentunya menjadi pusat semua aktivitas masyarakat disekitar daerah tersebut sehingga menyebabkan peningkatan urbanisasi. Semakin meningkatnya peningkatan urbanisasi yan terjadi di perkotaan akan menyebabkan perubahan penutup lahan, dari awalnya daerah bervegetasi berubah menjadi lahan terbangun. Oleh karena itu, akan memicu peningkatan suhu dan menyebabkan adanya fenomena UHI dikota Mataram.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kerapatan vegetasi dengan kondisi suhu permukaan yang ada diwilayah penelitian dan memetakan fenomena UHI di Kota Mataram. Citra Landsat 8 OLI tahun 2018 yang digunakan terlebih dahulu dikoreksi radiometrik dan geometrik. Metode untuk memperoleh data kerapatan vegetasi menggunakan transformasi NDVI, LST menggunakan metode Split Window Algorithm (SWA) dan identifikasi fenomena urban heat island. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kerapatan vegetasi mempunyai korelasi dengan nilai LST. Hasil korelasi dari analisis pearson yang didapatkan antara kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai -0,744. Fenomena UHIterjadi di pusat Kota Mataram dapat dilihat dengan adanya nilai UHI yaitu 0-100C. Semakin besar nilai UHI, semakin tinggi perbedaan LSTnya.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 641
Author(s):  
Nafisatul Baroroh ◽  
Pangi Pangi

Secara fisik, perkembangan perkotaan dapat terlihat dari perubahan penduduknya yang semakin bertambah dan semakin padat. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 2000 yaitu sebesar 490.214 jiwa dan meningkat ±23.957 jiwa di tahun 2016. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang pesat akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan demi menunjang aktifitas penduduk yang seringkali mengakibatkan benturan kepentingan sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Hal itu disebabkan oleh semakin terdesaknya alokasi lahan untuk vegetasi. Perubahan lahan vegetasi yang tergantikan oleh jalan, bangunan dan struktur lain akan lebih banyak menyerap panas matahari dan memantulkannya, sehingga menyebabkan suhu permukaan di kota naik. Akibatnya semakin banyak titik-titik panas yang terbentuk sehingga menyebabkan perubahan unsur-unsur cuaca dan iklim sebagai pemicu terjadinya Urban Heat Island (UHI). Sesuai dengan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan penutup lahan dan kerapatan vegetasi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan pengolahan data spasial. Berdasarkan hasil dari analisis menunjukkan bahwa jenis penutup lahan yang mendominasi adalah permukiman dan lahan terbangun, serta kelas kerapatan vegetasi didominasi oleh vegetasi jarang. Kemudian untuk distribusi suhu permukaan di Kota Surakarta secara keseluruhan tahun 1994, 2000 dan 2017 nilainya berubah, dimana rentang suhunya berkisar antara 21 C – 24 C (terendah) sampai dengan 34 C – 37 C (tertinggi). Perubahan suhu yang terjadi inilah mengindikasikan terjadinya fenomena Urban Heat Island di Kota Surakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disumpulkan bahwa terdapat perubahan jenis penutup lahan dan juga kelas kerapatan vegetasi yang terjadi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta.


2017 ◽  
Vol 16 (9) ◽  
pp. 2097-2111 ◽  
Author(s):  
Mohanadoss Ponraj ◽  
Yee Yong Lee ◽  
Mohd Fadhil Md Din ◽  
Zainura Zainon Noor ◽  
Kenzo Iwao ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document